Rumah kopi Topas milik Karel Limtungan ini menyediakan berbagai menu seperti berbagai macam es, kopi, susu, teh, juga ada berbagai macam makanan ringan. Namun, menu yang paling terkenal akan kelezatannya adalah biapong.
Rumah kopi yang sudah berdiri 25 tahun silam tersebut, menyediakan dua jenis biapong yang hanya dibedakan berdasarkan isinya, yang pertama adalah biapong berisi daging babi segar cincang dan telur yang pengolahannya dipadukan dengan bumbu khas Topas kemudian masak atau yang dikenal dengan biapong Ba.
Bagi yang menggemari makanan pedas, penikmat biapong ba bisa menikmatinya dengan menambahkan sous pedas ala Topas yang sudah tersedia di setiap meja rumah kopi Topas.
Namun bagi anda yang tidak menggemari daging babi, tidak perlu kuatir, karena Topas juga menyediakan biapong berisi kacang hijau yang diolah bersama gula, atau yang sering di kenal dengan biapong temo.
Untuk membedakan biapong isi daging babi dan temo, selain dari isinya, bisa juga dibedakan dari bentuk luarnya, biapong ba memiliki bentuk bagian atasnya seperti diputar, sementara biapong isi kacang hijau, bentunya bulat polos.
Dua hidangan tersebut menjadi menu favorit di kedai kopi Topas ini, memang sangatlah nikmat, jika biapong tersebut dinikmati bersama secangkir kopi, kopi susu, atau teh hangat tergantung selera, apalagi jika menikmatinya dengan orang-orang yang dicintai. Biapong tersebut hanya mampu bertahan selama 24 jam saja.
Untuk menikmati satu buah biapong, anda harus merogoh kocek Rp 7 ribu, namun rasanya yang sangat lezat dan bercitarasa tinggi, dijamin tidak akan membuat anda menyesal untuk menikmatinya.
Karel Lakoy seorang pengunjung mengatakan, sudah lama menjadi pelanggan di Topas karena rasanya biapong Topasnya yang sangat nikmat.”Rasa biapongnya bercita rasa tinggi, berbeda dengan biapong di tempat lain, sehingga saya selalu menyempatkan diri mampir di sini,” katanya.
Terancam Tutup
Namun sayangnya, rumah kopi yang sudah mulai ramai tersebut kabarnya bakal segera tutup oleh pemiliknya, karena pemilik sudah tidak mampu untuk membuat banyak biapong, karena usianya yang sudah tua, dan tidak ada penerus.”Sekarang saya hanya bisa buat paling tinggi 500 biapong tiap hari, tenaga sudah tidak mampu,” jelas Karel pemilik rumah Kopi Topas.
Menurutnya, sudah banyak yang belajar membuat biapong yang sama, dan membuka rumah kkopi juga, namun tetap saja biapong buatannya yang dicari.”Mungkin sudah pas di lidah mereka, dan hoki saya, sehingga mereka selalu cari biapong buatan saya," jelasnya.
Sumber: Tribun Manado